Rabu, 08 Mei 2013

e-KTP: Proyek Mega Korupsi Dan Suap Menyuap (Bag. 5), Korupsi Yang Lebih Besar Dari Century


By on 06.58

e-ktp
Ok..,kita bahas lagi Mafia E-KTP. Alasannya : korupsi di proyek ini lebih besar daripada CENTURY. e-KTP sudah habiskan 6.9 T dan terus membengkak

1. Eng ing eeng... Korupsi gila-gilaan di e-KTP. Kita sudah bahas sebelumnya disini >> e-KTP: Proyek Mega Korupsi Dan Suap Menyuap (Bag. 4). Sekarang bahas teknis dan detailnya

2. Pertanyaan : kenapa KKN maha dahsyat di proyek 6.9 T ini luput dari pengusutan institusi penegak hukum? Luput dari publik? @JK_Kita

3. Padahal korupsi di e-KTP jauh lebih besar daripada Century, lebih mudah dibuktikan, lebih langsung merugikan negara, lebih berbahaya secara politis dst.

4. Kita sudah bongkar siapa saja pemainnya, siapa otaknya, apa motifnya dan bagaimana modusnya. Sekarang kita bahas pada detail dan teknisnya.

5. Terkait Proyek Raksasa e-KTP, ada peristiwa penting yang luput dari perhatian seluruh media massa dan rakyat Indonesia

6. Yaitu kekisruhan yang terjadi pada saat Bimbingan Teknik Instruktur Elektronik KTP, tgl 28 Juli 2011 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta

7. Kerusuhan ini terjadi antara peserta dari Sumatera Utara dengan panitia dari Sucofindo yang diakibatkan dari kurang siapnya panitia

8. Terlihat dari amburadulnya jadwal, banyak sekali kejanggalan yang membuat peserta dari seluruh indonesia kesal dan marah. Ngamuk!

9. Apalagi peserta yang disiapkan untuk meng-input data itu tidak dibayar sepeser pun. Aksi ini terekam melalui video HP dan diunggah di YouTube

10. Sebelumnya pada pertemuan dengan PR Succofindo, PR tersebut mengeluhkan belum turunnya dana awal pengerjaan proyek ini dari Kemendagri

11. Mendagri @GamawanFauzi pun saat itu mengakui pihaknya memang belum mengucurkan uang negara untuk proyek e-KTP ini

12. Saat itu Kemendagri takut mengeluarkan uang karena bila uang negara sudah mengalir maka aparat hukum akan melakukan proses penyidikan

13. Sebelumnya, saat proyek uji coba/pilot project di beberapa daerah, beberapa pejabat Kemendagri dan kontraktor rekanan ditangkap karena suap

14. Paulus Tanos (PT SandiPala, anggota Kons. PNRI) yang diharapkan mau mengucurkan uangnya untuk talangi biaya awal ternyata ingkar janji

15. Tanos beralasan uangnya habis tersedot dalam pembelian PT. Sandiapala. Dia lemparkan tanggungjawab financing awal proyek e-KTP ke Andi Narogong

16. Sementara Andi yang untung besar di proyek Kemendagri sebelumnya (Baju Hansip) ngaku tidak punya uang sebanyak yang diperlukan

17. Alasannya, untung ratusan Milyar pada proyek Baju Hansip itu sudah banyak dihabiskan untuk bagi-bagi ke Kom. II, Banggar DPR, Kemendagri, KPK dll.

18. Disamping itu, keuntungan besar di Baju Hansip juga sebagian sudah dikeluarkan untuk muluskan rencana proyek dan anggaran eKTP di DPR dll.

19. Andi dan Paulus yang awalnya janji full tanggung biaya awal proyek e-KTP ribut. Antara anggota Kons. PNRI terjadi pertengkaran soal pendanaan

20. Akhirnya terpaksa PT. LEN mengagunkan asetnya untuk mendapat pinjaman 400 Milyar dari bank. Untuk tutupi pendanaan awal e-KTP

21. Uang dari kredit bank 400 M yang diperoleh LEN tersebut seharusnya digunakan untuk membeli alat AFIS sesuai proposal kredit ke bank

22. Namun, malah dipakai LEN untuk membeli perangkat hardware. Dialihkan sementara sampai uang APBN cair

23. Tujuannya agar publik melihat proses pembelian dan distribusi peralatan ke daerah-daerah tetap berlangsung dan Kons. PNRI terlihat bonafid

24. Setelah uang APBN tahap pertama 5.8 T cair, pelaksanaan proyek e-KTP ini bukannya makin mulus. Malah terjadi keributan di internal Kons. PNRI

25. Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan proyek e-KTP tersendat realisasinya. Yang pasti kericuhan di internal konsorsium makin tajam

26. Para anggota Kons. yang telah terima pembayaran tahap pertama menagih pembayaran yang lebih  besar. Alasannya dispute jumlah riel e-KTP yang berbeda

26. Kenapa terdapat perbedaan antara jumlah e-KTP yang sudah diproduksi dengan jumlah yang "diakui tercatat resmi"? Disinilah diduga ada "intervensi"

27. Konsorsium merasa sudah produksi 170 juta e-KTP. Tapi pada "catatan resmi" hanya diakui 100 juta. Kemana 70 juta e-KTP yang sudah dicetak itu?

28. Akhirnya disepakati Konsorsium akan mencetak lagi tambahan 70 juta e-KTP. Tapi minta biaya atau anggaran baru utk 70 juta eksemplar itu

29. Akhirnya diajukanlah usulan anggaran tambahan untuk biaya pencetakan 70 juta e-KTP baru. Nilainya Rp. 1.045.000.000.000. Sedaaap hehe

30. Dasarnya adalah Surat Mendagri Nomor : 910/4715/SJ tanggal 24 Nov 2011 perihal usulan anggaran tambahan e-KTP yang ditujukan Ke Menkeu

31. Lalu terjadilah keajaiban. Sim salabim..abrakadbra!! Permohonan Mendagri atas biaya tambahan 1.045 Triliun itu langsung disetujui!

32. Tanpa ba bi bu..Menkeu setuju, DPR setuju..asyiik..anggaran tambahan untuk mencetak 70 juta e-KTP tambahan pun cair..asyyyik hehe

33. Jika 70 juta eksemplar e-KTP tersebut selesai dicetak maka total akan ada 240 juta lembar eKTP yang diproduksi Kons. PNRI. Dahsyaat haha!

34. Kenapa hahaha? Karena WNI Wajib KTP totalnya hanya 170 jutaan. Penduduk RI hanya 234 -240 juta (maaf, jumlah penduduk RI gak pernah akurat)

35. Jika terdapat 240 juta lembar e-KTP yang beredar itu artinya semua WNI mulai dari yang baru lahir sampai yang sudah meninggal diberikan e-KTP hihi

36. Meski anggaran sudah dicairkan berkali-kali lipat dari biaya riel, Proyek e-KTP ini bermasalah. Kualitas rendah dan rakyat belum terima. Why?

37. Jika rakyat masih mau ingat-ingat, Kons. Telkom dan Kons. Solusindo dulu berani ajukan penawaran harga hanya 4.8 T dan 4.9 T. PNRI malah 5.8 T!

40. Dan anggaran 5.8 trilyun pun sudah ditambah lagi 1.055 trilyun = 6.9 Trilyun. Kenapa masih kacau balau? Ada apakah? Kemana KPK dan Presiden kita?

41. Bahkan Kons. PNRI berencana akan mengajukan usulan tambahan biaya lagi ke Mendagri untuk diteruskan ke Menkeu dan DPR. Gilaakkk ???!!

42. Ditengah-tengah kegaduhan dan perhatian rakyat yang besar terhadap Finalisasi distribusi e-KTP dan rendahnya kualitas, pemerintah terlihat Linglung!

43. Pemerintah kian linglung ketika Paulus Tanos Pemilik PT Sandipala (anggota Kons. PNRI) dan istrinya Catherine Tanos disebut-sebut sudah buron ke luar negeri

44. Lagi-lagi Negara, Rakyat, Bangsa Indonesia ini DITIPU, DIPERDAYA dan DIRAMPOK oleh Konglomerat yang mengaku WNI Keturunan, seperti kasus BLBI dulu

45. Info terakhir Paulus dan istrinya, Catherine berada di Singapura dan di bawah perlindungan Pemerintah Singapura. Persis kayak Buronan BLBI

46. Bagaiman kelanjutan praktek Mafia e-KTP ini? Bagaimana dengan teknologi/data/security-nya? Siapa pihak-pihak yang terlibat? Apa potensi ancaman bahayanya?

47. Semuanya akan kami ungkapkan secara langsung via Twitter. Media-media massa mainstream tidak dapat dipercaya. Mudah dibeli dan jadi pelacur

48. Jika media massa mainstream mau investigasi, bongkar, publikasikan ke rakyat...ya alhamdulillah..jika tidak, ya gak apa-apa. Biasa kok hehe

49. KKN yang terjadi di Proyek e-KTP serta konspirasi yang ada dibelakangnya serta invisible hands yang mengintervensinya harus dibongkar. Bahaya!

50. Proyek e-KTP ini SANGAT SANGAT STRATEGIS dan VITAL. Lebih vital dari sekedar Vitalia boneka si Ahmad Olong alias Fathonah hehe..MERDEKA!





Kicauan Politik

Melihat lebih cermat dari sudut pandang berbeda tanpa terbawa arus

0 komentar:

Posting Komentar