Selasa, 09 Desember 2014

Birokrasi DKI Jakarta Kedodoran, Apa Salah Ahok?


Birokrasi DKI Jakarta Kedodoran, Apa Salah Ahok?

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disarankan untuk patuh pada rencana reformasi birokrasi jika ingin melakukan terobosan. Ahok harus aktifblusukan ke kantor pemerintahan untuk evaluasi sistem yang dikembangkan.

"Reformasi birokrasi jadi tulang punggung jika Ahok ingin membuat banyak terobosan besar," kata pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, kepada Tempo, Ahad, 7 Desember 2014.

Ahok dianggap tak mungkin membuat terobosan tanpa terlebih dahulu konsisten dengan agenda reformasi birokrasi. Birokrat di semua level harus mempunyai semangat yang sama dengan Ahok supaya terobosannya tak berjalan di tempat. Ia mencontohkan upaya Tri Rismaharini yang berhasil menjalankan reformasi birokrasi. "Di Jakarta terasa lebih lambat dibandingkan Surabaya, seharusnya Ahok mulai sadar apa yang salah," kata Siti.

Reformasi birokrasi bukan sebagai upaya untuk mengobrak-abrik tatanan yang ada. Reformasi birokrasi, menurut Siti, adalah upaya untuk mengubah mentalitas para birokrat yang selama ini dianggap buruk. "Ahok harus menemukan pola komunikasi yang tepat untuk menyamakan visi, misi, dan mentalitas sebagai seorang birokrat yang bekerja untuk masyarakat," kata Siti. (Baca: Ahok Terancam Tak Digaji Enam Bulan)

Reformasi birokrasi berpotensi gagal dan fatal jika tak dilakukan dengan benar. "Reformasi birokrasi akan jadi sangat fatal jika menyimpan akumulasi dendam karena ada rintangan dalam komunikasi," kata Siti. Perubahan mindset memang tak mudah dan tak dapat dilakukan dalam waktu cepat. (Baca: Ahok Akan Diinterpelasi Soal Duit DKI)

Iklim kalangan birokrat di Jakarta, menurut dia, berbeda dengan di daerah. Birokrat di Jakarta memiliki kompetensi yang tinggi dan kebanyakan tak suka diremehkan. Apabila diremehkan, kebanyakan akan diam tapi menyimpan dendam. "Pola komunikasi yang tepat adalah share beban, jadi terciptanya reformasi birokrasi dan keberhasilan membangun Jakarta bukan karena satu orang tapi keberhasilan semua lembaga pemerintahan di Jakarta," kata Siti. 


Ahok Terancam Tak Digaji Enam Bulan



Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terancam tak memperoleh gaji selama enam bulan jika Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 tak segera disepakati bersama DPRD Jakarta. (Baca: Ahok akan diinterpelasi)

Peringatan tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melalui surat edaran tertanggal 24 November 2014 yang ditujukan kepada gubernur, bupati/wali kota, ketua DPRD provinsi, dan ketua DPRD kabupaten/kota. Surat yang diteken Tjahjo itu berisi lima poin tentang percepatan penyelesaian RAPBD 2015. (Baca: Birokrasi DKI Jakarta Kedodoran, Apa Salah Ahok?)

"Kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan peraturan daerah tentang APBD paling lambat satu bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun," tulis Tjahjo. Dia juga mengingatkan agar DPRD segera membentuk alat kelengkapan dewan, khususnya Badan Anggaran, agar pembahasan Rancangan APBD 2015 tak terkendala. (Baca:Dewan DKI Jakarta Kebut Rampungkan RAPBD 2015)

Surat edaran tersebut mengutip Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyebutkan penetapan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD dilakukan paling telat pada 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. (Baca:APBD DKI Jakarta Disorot, Awas Anggaran Siluman!)

Jika terlambat, kepala daerah dan anggota DPRD akan menerima risikonya, yakni tidak mendapat hak-hak keuangan alias tak digaji selama enam bulan. Dasarnya adalah Pasal 312 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Namun anggota DPRD dapat terbebas dari sanksi itu apabila yang terlambat menyetor rancangan APBD adalah kepala daerah. (Baca: 'Ahok-Djarot Jangan Seperti Foke dan Prijanto')





Ahok Akan Diinterpelasi


Ahok Akan Diinterpelasi
Ahok

Ahok Akan Diinterpelasi Soal Duit DKI


Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta Muhammad Taufik mengatakan sejumlah anggota Dewan akan menggunakan hak interpelasi untuk mempertanyakan alasan serapan anggaran 2014 kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Interpelasi akan digulirkan saat penutupan buku anggaran pada 15 Desember mendatang. Hingga November 2014, serapan anggaran baru mencapai 36 persen dari total APBD sebesar Rp 72 triliun. (Baca: Ahok Terancam Tak Digaji Enam Bulan)

Menurut Taufik, hak interpelasi adalah bagian dari tugas mereka sebagai pengawas pemerintah. "Kalau tak ditanya, nanti rakyat yang akan bertanya kepada kami, 'kerjaan lu apa?'," kata Taufik saat dihubungi, Senin, 8 Desember 2014. (Baca: Ahok Gandeng Konsultan World Bank)

Selain Taufik, Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya DPRD DKI Jakarta, Abdul Ghoni, juga menuturkan pernyataan serupa. Menurut Ghoni, mereka akan mempertanyakan serapan anggaran tersebut karena dinilai terlalu rendah dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. (Baca: Paripurna DPRD, Ahok dan Lulung Bercengkerama)

Selain urusan APBD, mereka juga berencana mempertanyakan persoalan lain yang pernah diadukan oleh masyarakat kepada DPRD. Misalnya, masalah demonstrasi dan penggusuran. "Apakah penggusurannya sesuai dengan prosedur?" ujarnya. (Baca: Ahok Setuju Kurikulum 2013 Ditarik)

Ghoni mengatakan DPRD pasti mendukung Ahok, asal program kerjanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dia juga mengingatkan Ahok untuk tak mengeluarkan komentar yang membuat "panas" para anggota Dewan, sehingga membuat suasana tak nyaman. "Jangan sampai ada ucapan yang kurang pas," ujarnya. (Baca: Ahok Diminta Damaikan Kubu Prabowo dan Jokowi)

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Johny Simanjuntak, juga mengimbau Ahok tak mengeluarkan komentar yang kontraproduktif. Dia berharap calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mampu mengimbangi Ahok. "Kami berharap wakil gubernurnya bisa menjembatani," tuturnya. (Baca juga: Birokrasi DKI Jakarta Kedodoran, Apa Salah Ahok?)



Selasa, 21 Mei 2013

SBY Untold Story (Bag II)


Genk Motor SBY Muda
1. eng ing eeng…kita bahas tentang SBY lagi ya..masa muda SBY di Akmil.. minggu lalu sudah kita bahas sebagian. Ini lanjutannya

2. Ini kisah SBY yang dijuluki Petruk oleh teman-temannya di Akmil >> SBY Untold Story

3. Dari kisah sebelumnya itu, kita jadi tahu bagaimana sayangnya SBY dengan @HeruLelono, Stafsus SBY saat ini. Heru itu adik Hery Tjahjana

4. Hery Tjahjana itu teman seangkatan SBY Akmil 73 yang juga teman satu kompak grup bersama Syamsul Maarif dan Heru Subagyo

5. Hery Tjahjana terakhir berpangkat Letjen TNI dan menjabat Wakasad hingga pensiun. Ketika pensiun dari TNI AD, SBY menawarkan banyak jabatan

6. Namun Hery tidak mau, dia lebih suka menikmati masa pensiunnya dengan berkebun. Merawat bunga dan memanen hasil kebunnya.

7. Berbeda dengan Syamsul Maarif “Si Tuyul” yang menjadi “mata-mata” dan tukang suit/siul ketika SBY “pacaran gelap” sama Kristiani, Putri Gub Akmil

8. Syamsul Maarif alias Si Tuyul alias Encung ini, selepas menjabat Aster TNI AD, dia menjabat sebagai Kepala BNPB hingga sekarang

9. Tentang SBY dan Syamsul ini juga ada kisah menarik. Saat itu mereka berdua masih berpangkat Lettu. Syamsul di Surabaya, SBY di Jakarta

10. SBY yang saat itu bertugas di Kostrad mengundang Syamsul Maarif. Setelah menjamu sahabat karibnya ini, malamnya SBY ajak Syamsul ke Monas

11. Ketika itu di kawasan Monas masih ada air mancur. Sambil duduk-duduk di Monas dan pandangi air mancur, Lettu SBY tiba-tiba menatap Syamsul serius

12. “Le (dari kata ‘Tole’ panggilan SBY terhadap Syamsul Maarif), kamu lihat Istana itu” kata SBY sambil menunjuk ke arah Istana Negara

13. Lettu Syamsul pun mengarahkan pandangan matanya ke Istana Negara. SBY lanjutkan ucapannya “Nanti, suatu saat, aku akan duduk di sana”

14. Lettu Syamsul Maarif terbengong mendengarkan ucapan SBY itu. Tapi dia percaya ucapan SBY itu mungkin bisa terwujud. SBY itu cerdas banget

15. Bagi teman-teman SBY, kecerdasan SBY itu memang sudah diakui. Dia lulusan terbaik di Akmil. Leader bagi teman-teman seangkatannya. Dijuluki Ki Lurah

16. Namun, selain membawa berkah, kecerdasan SBY ini juga membawa “musibah”. Fikiran dan gagasan-gagasannya yang jauh ke depan, mendatangkan kesulitan

17. SBY muda itu suka menulis. Kepada teman-temannya dia selalu mengatakan “Menulis itu mengasah batin dan fikiran, mewarnai abadi kehidupan”

18. Gara-gara pendapat dan gagasannya yang sering dituangkan SBY dalam tulisan, SBY akhirnya sering “dibantai” oleh para seniornya di TNI AD

19. Salah satu pendapat SBY yang melampaui jamannya dan menjadi sebab “kemarahan” para seniornya adalan mengenai “perang masa depan”

20. SBY berpendapat perang masa depan tergantung pada kekuatan Gatra Udara. TNI AU punya faktor strategis dan dominan. Sangat menentukan

21. SBY selalu memberikan argumentasi dan dasar atas pendapat/analisanya tersebut. Perang masa depan itu adanya “di udara bukan di darat”

22. Tentu saja pendapat SBY, perwira muda TNI AD itu mendapatkan kecaman dari senior-seniornya di TNI AD. Apalagi TNI AD saat itu sangat berkuasa di RI

23. Pada jaman Orba, TNI AD merupakan anak emas rejim Suharto. Pilar utama penopang kekuasaan Suharto. Sedangkan TNI AU & AL terpinggirkan

24. Pendapat SBY muda yang berdasarkan analisa akademis itu malah dituduh sebagai keberpihakannya pada TNI AU dan diragukan loyalitasnya di TNI AD

25. Bukan itu saja, SBY juga memperkaya analisanya dgn “perang udara lainnya” yakni mengenai peran strategis satelit, informasi dan opini

26. Penguatan alutsista TNI AU, penguasan teknologi, keharusan miliki Satelit, menguasai informasi dan opini dan seterusnya adalah “Gatra Udara” yang vital

27. itulah pendapat dan analisa SBY lebih 20 thn yang lalu. Pemikiran yang melampaui jamannya, namun kini terbukti semuanya

28. Termasuk ucapannya di Monas pada tahun 1976 itu. Saat SBY berpangkat Lettu dan menikah dengan Kristiani Herawati, gadis pujaannya itu

29. SBY muda adalah sosok yang jelas merancang cita-citanya. Cita-citanya tertinggi di dunia militer adalah jadi Kasad. Jenderal TNI AD bintang 4

30. Seorang lulusan terbaik Akmil haruslah bercita-cita raih posisi puncak sebagai Kepala Staf TNI AD (Kasad). Sayangnya SBY gagal raih impiannya itu

31. Tokoh yang “menggagalkan” mimpi SBY menjadi Kasad adalah Presiden Gus Dur. SBY ditunjuk menjadi Menteri Pertambangan Kabinet Reformasi

32. Sebagai prajurit TNI AD yang memiliki cita-cita menjadi Kasad TNI, penunjukan SBY sebagai Menteri oleh Gus Dur membuatnya sangat galau.

33. Saat itu SBY adalah Kasospol ABRI (Kepala Staf Sosia Politik), yang rencananya memang akan dihapus oleh Gus Dur sesuai amanat Reformasi

34. Namun, loyalitas SBY pada pimpinan cq Presiden Gus Dur sebagai Panglima Tertinggi ABRI harus diutamakan. SBY pun terima jabatan menteri itu

35. Meski demikian, cita-cita SBY raih jenderal bintang 4 akhirnya terwujud juga. Ketika Gus Dur jatuh, Mega naik jadi Presiden, SBY raih bintang 4

36. SBY ditunjuk Presiden Mega menjadi Menkopolhukam. Jabatan menteri yang mengkoordinasi jajaran TNI dan Polri dst. Otomatis bintangnya naik

37. Saat jadi Menko Polhukam itu, SBY sebenarnya ingin menarik si Tole alias Tuyul, alias Mayjend Syamsul Maarif jadi Sesmenko Polhukamnya

38. Namun sayang, ketika proses pengajuan Syamsul maarif jadi sesmenko tersebut sedang berlangsung, tiba-tiba terjadi “kebekuan” hub SBY - Megawati

39. Gara-gara statement Bapak Negara Taufik Kemas “ SBY seorang jenderal bintang 4 kok kayak anak kecil”, akhirnya SBY undur diri dari menteri

40. Ucapan Taufik Kemas itu akhirnya melambungkan nama SBY ke publik. SBY mendapatkan simpati rakyat. Dia buat Partai Demokrat dan jadi RI 1

41. Akhirnya ucapan SBY kepada Si Tole, 37 tahun yang lalu di Monas pun terwujud. SBY berada di Istana Negara. Bahkan untuk 2 periode

42. SBY yang dijuluki tema-teman 4 sekawannya sebagai Si Petruk pun menjadi Presiden. Sementara si Tuyul (Syamsul Maarif) saat ini tepat dibelakangnya

43. Syamsul Maarif kini “berkantor” di BNPB, tepat di belakang Istana Negara (Jl. Juanda Jakpus). Bagaimana dengan Bagong dan Gareng ?

44. Kisah Hery Tjahjana dan Heru Subagyo akan kita bahas dalam kultwit selanjutnya. Termasuk Heru Lelono, adik dari Sohib Tercinta SBY itu

45. Cukup sekian dulu yaaa…selamat Hari Kebangkitan Nasional. Terima kasih. MERDEKA !!!





Senin, 20 Mei 2013

Penyebab Di Balik Kelangkaan Tabung Gas Elpiji 3 KG


Gas Elpiji 3 KG
1. eng ing eeeng…kenapa Elpiji 3 Kg langka? Jawabnya mudah sekali: ada permainan mulai dari distributor sampai ke agen-agen pengecer kecil

2. Kita tahu penggunaan/konsumsi rakyat Indonesia terhadap elpiji 3 Kg bersubsidi itu tinggi. Thank’s to Pak @JK_Kita yang telah mewujudkannya

3. Prestasi Pak @JK_Kita mewujudkan transformasi tradisi konsumsi minyak tanah ke elpiji untuk lebih 40 juta rumah tangga sungguh luar biasa

4. Prestasi luar biasa itu diwujudkan JK (wapres saat itu) hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun. Penghematan sedikitnya 37 Triliun/ tahun

5. Biaya produksi minyak tanah sangat tinggi. Harga pasar 9000/liter, harga subsidi hanya 3000 atau subsidi 5000-6000/liternya

6. Harga eceran Elpiji 3 Kg sekitar 12.000- 14.500 per tabung. sedangkan harga elpiji normal harusnya 12.000 per kg.

7. Itu artinya, harga jual elpiji tabung 12 kg pun juga disubsidi pemerintah. biaya produksinya sekitar 7000/ kg.

8. Karena elpiji 3 kg disubdisi segitu besar tentu saja menimbulkan disparitas harga yang sangat besar juga dipasar, dibanding elpiji Non Subsidi

9. Sesuai dengan hukum ekonomi, dimana ada disparitas harga yang besar terhadap suatu komoditi/produk kebutuhan pokok, maka pasti terjadi penyimpangan

10. Penyimpangan yang paling menguntungkan adalah dengan mengalihkan isi tabung 3 kg ke tabung ukuran 50 Kg atau lebih untuk keperluan industri

11. Dengan demikian, selisih harga Rp. 5000-6000 / kg tersebut dinikmati para distributor besar, sedang dan kecil elpiji 3 Kg.

12. Modus lain adalah dengan mengurangi isi tabung 3 Kg dan/atau 12 Kg. Istilahnya “penyuntikan”. Modus ini marak karena elpiji 3 kg sedang langka

13. Di daerah-daerah tertentu harga elpiji 3 Kg sudah mencapai Rp. 20.000/tabung. Bahkan ada yang lebih mahal lagi.

14. Akibat dari ulah mafia elpiji ini (oknum Pertamina, BPH Migas, Distributor, Agen) maka rakyat banyaklah yang dirugikan

15. Dana Subsidi dari pemerintah sebesar 5-7 Triliun per tahun pun menjadi sia-sia. Mayoritas dinikmati oleh mafia elpiji ini

16. Jadi, kesimpulannya, setiap ada kebijakan subsidi pada komoditas pokok/utama, pasti akan menyebabkan distorsi pada pasar dan ekonomi

17. Distorsi pasar atau ekonomi itu adalah suatu keadaan di mana mekanisme pasar tidak berjalan baik. Menyebabkan infesiensi dan kekacauan

18. Apalagi jika kebijakan subsidi tersebut tidak disertai dengan dukungan penegakan hukum yang tegas dari pemerintah. Nah, inilah yang tidak ada di RI

19. Kelangkaan elpiji 3 Kg dan 12 Kg saat ini semata-mata hanya kerena praktek mafia dan lemahnya hukum. Bukan karena BBM mau naik dan sejenisnya.

20. Kenapa BBM tidak terlalu pengaruhi kelangkaan elpiji 3 Kg dan 12 Kg? Karena elpiji tersebut bukanlah produk substitusi bensin dan solar

21. Satu-satunya solusi untuk mencegah kelangkaan elpiji 3 kg dan 12 Kg adalah dengan mengawasi ketat distribusinya. Dimulai dari Pertamina/BPH Migas

22. Kemudian juga awasi Distributor besar, sedang dan kecil. Pasti banyak yang menimbun, menyuntik dan mengalihkan elpiji bersubsidi

23. Dan jika para mafia elpiji bersubsidi ini ditangkap, hukumlah dengan seberat-beratnya. Kalau perlu tiru kebijakan jaman Suharto/Orba dulu

24. Presiden Suharto dulu mengatasi penyelundupan dan penimbun BBM/BBG dengan memberlakukan UU subversif. Musuh negara No. 1. Divonis MATI !!

25. Kenapa Presiden @SBYudhoyono tidak menempuh cara yang sama untuk tumpas mafia BBM/BBG? silahkan tanya pada rumput yang bergoyang hehe…MERDEKA !!